Dokter, saya mengalami sengugut (nyeri haid) bertahun-tahun yang hanya bisa saya atasi sakitnya dengan mengkonsumsi feminax. Saya juga mengalami keputihan bertahun-tahun juga siklus mens yang tak teratur, dari kemaluan pernah keluar semacam serabut hitam bercampur darah diiringi rasa sakit yang luar biasa.
Awal Maret lalu saya konsultasi ke dokter kandungan, beliau mengatakan penyebab sakit di perut saya adalah sel endometriosis. Akhirnya saya diberi obat dan harus intensif selama 6 bulan. Namun setelah mengkonsumsi obat itu saya mengalami pendaharan terus menerus, saya takut ada sesuatu di rahim saya, yang sangat saya takuti adalah kanker serviks namun dokter mengatakan itu tidak mungkin, mengingat saya belum pernah berhubungan intim dengan siapa pun.
Akhirnya saya ganti dokter, dan dokter kedua mengatakan pendaharan itu disebabkan oleh kerja obat dari dokter pertama yang mengikis dinding rahim saya. Kemudian saya pun diberi obat lagi, untuk sementara sakit saya hilang namun barusan saja saya mendapat mens yang kedua di bulan ini, saya sangat bingung. Mohon petunjuknya dok.
Vivi (Perempuan Lajang, 28 Tahun), vvie_aishiteru@yahoo.com
Tinggi Badan 162 Cm dan Berat Badan 54 Kg
Jawaban
Sengugut atau nyeri haid biasanya disebabkan oleh penyakit yang dinamakan endometriosis. Endometriosis diakibatkan oleh pertumbuhan selaput lendir rahim (endometrium) di luar rongga rahim.
Di bawah pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan indung telur, setiap bulan endometrium normal bertumbuh dan bertambah tebal sebagai persiapan untuk menerima hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Bila tidak terjadi kehamilan, jaringan endometrium akan terlepas dari dinding rongga rahim yang diikuti dengan perdarahan, lalu keluar melalui saluran leher rahim dan vagina sebagai darah haid.
Jaringan endometriosis mengalami perubahan-perubahan yang sama seperti yang terjadi pada endometrium normal. Namun karena tidak ada jalan keluar, jaringan endometriosis yang luluh dan disertai dengan perdarahan akan terperangkap dalam jaringan-jaringan tubuh. Akibatnya terjadi pembengkakan serta reaksi peradangan yang menimbulkan rasa nyeri dan perlengketan.
Penanganan endometriosis tergantung pada jenis keluhan, stadium penyakit, rencana kehamilan, dan usia penderita. Obat-obatan yang bisa diberikan mencakup obat pengurang rasa nyeri dan obat yang menghentikan atau mengurangi jumlah darah haid, seperti pil KB kombinasi, progestin, dan analog GnRH (gonadotropin releasing hormone).
Pemasangan spiral yang mengandung hormon progestin ke dalam rongga rahim juga bermanfaat mengurangi jumlah darah haid. Pada stadium penyakit sedang hingga berat mungkin perlu dilakukan pembedahan dengan tujuan menghancurkan atau mengangkat jaringan endometriosis sebanyak mungkin.
DR. Med. Dr. Calvin Tjong, SpOG
Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi. Praktik di RS PURI INDAH, Jl. Puri Indah Raya Blok S-2, Kembangan Selatan, Jakarta Barat. Telepon: 25695222.
Awal Maret lalu saya konsultasi ke dokter kandungan, beliau mengatakan penyebab sakit di perut saya adalah sel endometriosis. Akhirnya saya diberi obat dan harus intensif selama 6 bulan. Namun setelah mengkonsumsi obat itu saya mengalami pendaharan terus menerus, saya takut ada sesuatu di rahim saya, yang sangat saya takuti adalah kanker serviks namun dokter mengatakan itu tidak mungkin, mengingat saya belum pernah berhubungan intim dengan siapa pun.
Akhirnya saya ganti dokter, dan dokter kedua mengatakan pendaharan itu disebabkan oleh kerja obat dari dokter pertama yang mengikis dinding rahim saya. Kemudian saya pun diberi obat lagi, untuk sementara sakit saya hilang namun barusan saja saya mendapat mens yang kedua di bulan ini, saya sangat bingung. Mohon petunjuknya dok.
Vivi (Perempuan Lajang, 28 Tahun), vvie_aishiteru@yahoo.com
Tinggi Badan 162 Cm dan Berat Badan 54 Kg
Jawaban
Sengugut atau nyeri haid biasanya disebabkan oleh penyakit yang dinamakan endometriosis. Endometriosis diakibatkan oleh pertumbuhan selaput lendir rahim (endometrium) di luar rongga rahim.
Di bawah pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan indung telur, setiap bulan endometrium normal bertumbuh dan bertambah tebal sebagai persiapan untuk menerima hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Bila tidak terjadi kehamilan, jaringan endometrium akan terlepas dari dinding rongga rahim yang diikuti dengan perdarahan, lalu keluar melalui saluran leher rahim dan vagina sebagai darah haid.
Jaringan endometriosis mengalami perubahan-perubahan yang sama seperti yang terjadi pada endometrium normal. Namun karena tidak ada jalan keluar, jaringan endometriosis yang luluh dan disertai dengan perdarahan akan terperangkap dalam jaringan-jaringan tubuh. Akibatnya terjadi pembengkakan serta reaksi peradangan yang menimbulkan rasa nyeri dan perlengketan.
Penanganan endometriosis tergantung pada jenis keluhan, stadium penyakit, rencana kehamilan, dan usia penderita. Obat-obatan yang bisa diberikan mencakup obat pengurang rasa nyeri dan obat yang menghentikan atau mengurangi jumlah darah haid, seperti pil KB kombinasi, progestin, dan analog GnRH (gonadotropin releasing hormone).
Pemasangan spiral yang mengandung hormon progestin ke dalam rongga rahim juga bermanfaat mengurangi jumlah darah haid. Pada stadium penyakit sedang hingga berat mungkin perlu dilakukan pembedahan dengan tujuan menghancurkan atau mengangkat jaringan endometriosis sebanyak mungkin.
DR. Med. Dr. Calvin Tjong, SpOG
Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi. Praktik di RS PURI INDAH, Jl. Puri Indah Raya Blok S-2, Kembangan Selatan, Jakarta Barat. Telepon: 25695222.