KOMPAS.com — Status kesehatan anak ternyata bisa juga diketahui dari "produk buangan" atau fesesnya. Hal ini disampaikan oleh dr Rini Sekartini, SpAK. Dengan mengamati "produk hasil buangan" ini, kita dapat mendeteksi kalau ada masalah pada saluran cerna dan saluran kemih anak.
Sebagai contoh, urine berwarna kurang jernih menunjukkan kondisi tubuh sehat, tidak kurang cairan. Namun jika warnanya kuning tua atau keruh, jumlahnya berkurang atau bertambah, maka bisa jadi pertanda ada gangguan kesehatan yang dialami anak. Demikian pula halnya dengan buang air besar.
Lara Zibners, MD, dokter spesialis anak sekaligus penulis buku If Your Kid Eats This Book, Everything Will Still Be Okay, menguraikan beberapa tanda di balik warna-warna pada tinja anak sebagai berikut:
* Merah, disertai sedikit lendir, menandakan ada infeksi atau alergi. Warna merah juga bisa disebabkan karena mengonsumsi saripati jus buah berwarna merah atau antibiotik. Sebaiknya konsultasikan hal ini lebih lanjut ke dokter anak.
* Coklat. Biasa terjadi pada bayi yang mengonsumsi susu formula. Menurut Zibner, selama kotorannya masih bertekstur lembut dan intensitas buang air masih normal, maka kesehatan anak masih normal.
* Kuning, disertai dengan tekstur yang agak encer. Kondisi ini umum terjadi pada bayi yang mengonsumsi air susu ibu. Bahkan, warnanya terkadang agak kuning kehijauan.
* Biru atau Ungu. Pastikan dulu apa yang anak makan seharian sehingga bisa menyebabkan warna kotorannya biru atau ungu. Jika perut anak terasa sakit, maka tanya secara detail mengenai sakitnya.
* Hijau. Ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir. Kotoran bayi baru lahir disebut mekonium.
* Hitam. Tinja berwarna hitam bisa dikarenakan anak mengonsumsi biskuit berwarna hitam, blueberry, beras merah, atau suplemen zat besi. Sebaiknya lebih lanjut dikonsultasikan ke dokter.
(Intan Sari Boenarco/Prevention Indonesia)
Sebagai contoh, urine berwarna kurang jernih menunjukkan kondisi tubuh sehat, tidak kurang cairan. Namun jika warnanya kuning tua atau keruh, jumlahnya berkurang atau bertambah, maka bisa jadi pertanda ada gangguan kesehatan yang dialami anak. Demikian pula halnya dengan buang air besar.
Lara Zibners, MD, dokter spesialis anak sekaligus penulis buku If Your Kid Eats This Book, Everything Will Still Be Okay, menguraikan beberapa tanda di balik warna-warna pada tinja anak sebagai berikut:
* Merah, disertai sedikit lendir, menandakan ada infeksi atau alergi. Warna merah juga bisa disebabkan karena mengonsumsi saripati jus buah berwarna merah atau antibiotik. Sebaiknya konsultasikan hal ini lebih lanjut ke dokter anak.
* Coklat. Biasa terjadi pada bayi yang mengonsumsi susu formula. Menurut Zibner, selama kotorannya masih bertekstur lembut dan intensitas buang air masih normal, maka kesehatan anak masih normal.
* Kuning, disertai dengan tekstur yang agak encer. Kondisi ini umum terjadi pada bayi yang mengonsumsi air susu ibu. Bahkan, warnanya terkadang agak kuning kehijauan.
* Biru atau Ungu. Pastikan dulu apa yang anak makan seharian sehingga bisa menyebabkan warna kotorannya biru atau ungu. Jika perut anak terasa sakit, maka tanya secara detail mengenai sakitnya.
* Hijau. Ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir. Kotoran bayi baru lahir disebut mekonium.
* Hitam. Tinja berwarna hitam bisa dikarenakan anak mengonsumsi biskuit berwarna hitam, blueberry, beras merah, atau suplemen zat besi. Sebaiknya lebih lanjut dikonsultasikan ke dokter.
(Intan Sari Boenarco/Prevention Indonesia)